Sistem Integrasi Pertanian dan Ternak
untuk petani Kalasan
Sektor pertanian merupakan sektor
yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian
nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara
serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Meski demikian sektor ini
merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian
besar penduduk kita tergantung padanya. Perjalanan pembangunan pertanian
Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal
jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada
pendapatan nasional.
Sebagai
mahasiswa pertanian tentunya kita merasa prihatin akan kondisi ini, kurangnya
perhatian dari pemerintah dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh para petani mendorong kami mahasiswa pertanian untuk dapat membantu menyelesaikan maslah-masalah yang
dihadapi. Kunjungan yang dilakukkan
secara langsung ke petani local menjadi tindakan pertama yang harus dilakukkan
untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi saat ini. Permasalahan tersebut
menjadi target utama dalam kegiatn ini.
Petani local yang menjadi target
utama, yaitu petani local daerah kalasan yang telah tergabung dalam suatu
kelompok tani yang bernama “ Ngudi Raharjo”. Pada kasus kali ini permasalahan
yang dihadapi oleh petani sekitar yaitu masalah pengembangan ternak di Kalasan yang semakin
sempitnya lahan penggembalaan atau padang rumput sebagai akibat dari alih
fungsinya tanah. Demikian juga untuk lahan sawah yang
semakin intensif penggunaannya, sehingga kesempatan ternak sapi untuk merumput
berkurang. Sawah yang diolah secara terus menerus dengan menggunakan pupuk
anorganik menyebabkan produksi padi tetap atau cenderung menurun sebagai akibat
dari penyusutan bahan organik tanah tanpa ada upaya untuk memperbaiki kondisi
kesuburan tanah.
Permsasalahan tersebut ternyata
dapat diatasi dengan adanya kerjasama antara para peternak dan para petani
ataupun seseorang yang memainkan 2 peran tersebut sekaligus. Dalam perkembangan
pengetahuan dibidang pertanian dan peternakan ternyata kedua sektor tersebut
saling berkaitan erat. Melalui Program SIPT (Sistem Integrasi Pertanian dan
Ternak) yang merupakan salah satu alternative dalam meningkatkan produksi padi,
daging, susu, dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Pada model integrasi tanaman ternak, petani mengatasi permasalahan
keterediaan pakan dengan memanfaatkan limbah tanaman seperti jerami padi,
jerami jagung, limbah kacang-kacang, dan limbah pertanian lainnya. Kelebihan
dari adanya pemanfaatan limbah adalah disamping mampu meningkatkan “ketahanan
pakan” khususnya pada musim kemarau, juga mampu menghemat tenaga kerja dalam
kegiatan mencari rumput, sehingga memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan
jumlah skala pemeliharaan ternak.
Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk
organik disamping mampu menghemat penggunaan pupuk anorganik, juga sekaligus
mampu memperbaiki struktur dan ketersediaan unsur hara tanah. Misalnya saja pada ternak sapi kotoran sapi
berupa feses, urine dan sisa pakan dapat diolah menjadi pupuk
organik padat dan cair untuk dimanfaatkan di areal persawahan sedangkan sisanya
dapat dijual untuk menambah pendapatan petani. Seekor sapi dapat menghasilkan
kotoran sebanyak 8 – 10 kg setiap hari, urine 7 – 8 liter setiap hari dan bila
diproses menjadi pupuk organik (padat dan cair) dapat menghasilkan 4 – 5 kg
pupuk. Dengan demikian satu ekor sapi dapat menghasilkan sekitar 7,3 – 11 ton
pupuk organik per tahun, sementara penggunaan pupuk organik pada lahan
persawahan adalah 2 ton/ha untuk setiap kali tanam sehingga potensi pupuk
organik yang ada dapat menunjang kebutuhan pupuk organik untuk 1,8 – 2,7 hektar
dengan dua kali tanam dalam setahun.
Dengan
adanya solusi dari permasalahan ini diharapkan para petani didaerah kalasan
mampu meningkatkan pendapatan mereka, baik dari peningkatan produksi tani dan
ternak ataupun dari hasil sampingan penjualan kotoran ternak sebagai pupuk
komposa bagi etani lain yang juga ingin menghemat biaya produksi tanam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar